Pecinta motor custom bergaya klasik semakin membludak di Indonesia, bahkan banyak sekali bengkel-bengkel custom yang baru muncul ke permukaan. Tapi, tidak mudah menjadi builder atau creator yang dikenal banyak orang.
“Teman-teman yang sekarang baru terjun ke dunia custom, bisa belajar dalam sebuah proses. Bahwa semua itu butuh tahapan dan ada masanya. Saya 15 tahun yang lalu orang baru belajar custom, jadi berangkat dari nol,” ujar Lulut yang juga pendiri Kustomfest, belum lama ini.
Sebab untuk menghasilkan sebuah karya, butuh proses panjang. Seperti yang dilakukan Lulut Wahyudi, builder Retro Classic Cycle yang sudah melalang buana. Builder asal Yogyakarta ini menjadi juri bertahun-tahun di Suryanation Motorland.
Lihat Lainnya:Honda CMX500 Rebel, Motor Gede Favorit Orang Tua
“Jika ingin menggeluti dunia custom, enjoy proses. Karena karya itu selalu berkembang, jika hanya berkarya satu kali dan merasa cukup puas dan tiba-tiba menghilang, orang akan melupakan kita karena akan ketelan zaman,” tuturnya.Sementara builder Bimo Custombikes asal Jakarta, Bimo Hendrawan berpesan kreativitas itu tidak ada batasan.
Kata builder yang juga terlibat dalam Honda Modification Contest ini, para builder muda harus berani dalam mengembangkan karya untuk mempunyai identitas sendiri. Sebab, motor bagus tidak ada artinya jika bentuknya masih sama dengan builder lain.
Contohnya dari standar pabrikan, yang mana 50 persen itu mengalami perubahan bentuk, dan perubahan itu disertai finishing.
“Setelah jadi, apakah motor itu bisa dikendarai. Artinya tidak seperti lukisan yang hanya bisa di pajang,” ujar Bimo yang juga juri Suryanation Motorland.